Menghadapi Togel dengan Cerdas

POTENSI SISWA SEBAGAI PENGHANCUR TOGEL

Kepopuleran togel hadir tanpa mengenal perbedaan status dan umur. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa, istilah togel sangat akrab di kalangan pelajar mulai dari anak usia SD sampai mahasiswa. Kondisi ini sungguh memprihatinkan dan berpotensi men-degradasi kualitas generasi masa datang.

Sungguh diyakini, bahwa keberadaan togel merongrong sendi-sendi kehidupan masyarakat, baik sosial maupun ekonomi. Terlalu banyak dampak negatif dapat diungkapkan akibat kehadiran togel. Terlepas dari latar belakang menjamurnya togel dan akibat yang ditimbulkannya, maka hal paling urgen yang patut segera dipikirkan dan dilaksanakan adalah upaya antisipasinya. Lalu, siapa yang bertanggung jawab dalam hal ini?.  Salah satu stakeholder yang relevan mengambil langkah nyata adalah lembaga pendidikan.

Siswa sebagai elemen penting lembaga pendidikan memiliki potensi sebagai penghancur keberadaan togel. Hal ini karena, ada peluang besar untuk menjadikan siswa sebagai insan berpikir realistis, kritis, dan kreatif. Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan agar siswa mampu sebagai garda terdepan penghancur togel. Pertama, membangun pemahaman di kalangan siswa tentang hukum positif yang berlaku di Indonesia. Pemahaman mendasar yang harus dihadirkan, bahwa togel termasuk dalam kategori judi. Melakukan kegiatan berjudi merupakan tindakan melanggar hukum sehingga berakibat kepada sanksi hukum. Memberikan pemahaman tentang hukum positif dapat dilakukan secara terintegrasi dalam pembelajaran kewarganegaraan, materi dalam kegiatan masa orientasi siswa, atau informasi pada saat upacara bendera. Pemahman ini menjadi penting dimiliki siswa, karena secara otomatis akan memutus rantai demam togel. Jika pemahaman ini telah dimiliki siswa, maka selanjutnya dapat digetoktularkan kepada orang tua dan masyarakat.

Kedua, menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis di kalangan siswa melalui kegiatan ilmiah. Kegiatan yang bersifat ilmiah, menuntun siswa berpikir sistematis mulai dari mengamati fenomena, menyusun hipotesis, membuktikan kebenaran hipotesis, menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Melalui kegiatan ilmiah diyakini mengasah kemampuan berpikir kritis dan kreatif di kalangan siswa sehingga tidak mudah terjebak dalam pola berpikir pragmatis, apalagi tidak masuk akal. Dalam konteks inilah, togel akan menjadi musuh di kalangan siswa, karena tidak realistis dan tidak ilmiah. Togel sangat jauh dari sifat-sifat ilmiah, karena tidak ada fenomena yang dapat diurut secara sistematis berdasarkan fakta-fakta yang diamati. Pendek kata, jika siswa sudah mampu berpikir kritis, togel akan dihakimi sebagai barang haram. Oleh karena itu, maka togel di muka bumi harus dihapuskan karena lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya.

Ketiga, meningkatkan keimanan siswa melalui peningkatan pemahaman keagamaan. Sesungguhnya, semua agama melarang judi. Oleh karena togel termasuk judi, maka agama juga melarang keberadaan togel. Peningkatan pemahaman keagamaan ini dapat dilakukan secara terintegrasi dalam pembelajaran pendidikan agama dan budi pekerti. Di samping itu, juga dapat dilakukan pada perayaan hari-hari keagamaan melalui kegiatan darma wacana, darma tula, atau darma gita. Kegiatan kreatif yang menghubungkan penolakan norma-norma agama terhadap keberadaan togel diyakini mampu menjadi benteng untuk menghadapi godaan togel. Pemahaman yang baik tentang norma agama disertai dengan iman kuat yang dimiliki siswa, langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi pandangan orang tua maupun adik-adiknya tentang keberadaan togel.

Dengan demikian, peranan lembaga pendidikan untuk membentuk siswa yang tangguh sebagai penghancur togel, sangat relevan dan signifikan. Lembaga pendidikan hendaknya mulai memposisikan diri sebagai salah satu lembaga yang proaktif melawan togel. Karena, keberadaan togel nyata-nyata melawan hukum, melanggar norma agama, dan tidak logis. Siswa sebagai produk lembaga pendidikan harus menjadi garda terdepan untuk memulai yang mulia.

Oleh: Gede Putra Adnyana

Guru SMA Negeri 1 Banjar, Buleleng, Bali